PADANG - Mengamati sepak terjang Calon Legislatif dari kalangan Millenial dikancah perpolitikan Indonesia tidaklah boleh dianggap sebelah mata, mereka yang menyatakan dirinya terjun dalam panggung politik pastilah sudah memiliki perhitungan yang matang.
Bung Karno pernah berujar :
"Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia"
Tampaknya sekarang adalah momen yang pas untuk mengimplementasikan pesan dari Bung Karno tersebut, melihat banyaknya bermunculan caleg milenial. Dilihatlah dari energinya para caleg milenial, mereka punya idealisme khas anak muda dan bekerja untuk mewujudkan idealisme itu. Mereka adalah kaum muda yang haus akan perwujudan diri, tak seperti caleg zaman old yang mencalonkan diri, antara lain, hanya untuk melanggengkan kekuasaan saja karena sudah menikmati manisnya tahta.
Energi para caleg milenial itu terlihat di diri Bagas Panyusunan NST. Putra Sawahlunto yang sudah sangat dikenal oleh berbagai lapisan masyarakat, terutama kalangan muda. Nicaya energi itu akan ia curahkan bila ia lolos ke parlemen DPRD Provinsi Sumatera Barat nanti, ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan anggota DPRD Prov.
Diantaranya beberapa Peraturan Daerah (Perda) penting yang harus dibahas dan dituntaskan, Perda itu banyak yang terbengkalai karena rendahnya kinerja caleg zaman old. Caleg zaman old biasanya sibuk mengurus partai dan bisnis pribadi dibanding menghadiri rapat demi rakyat.
Selain itu, masyarakat Sumatera Barat perlu Perda yang memajukan generasi muda dalam berbisnis, menimba ilmu dan keterampilan. Sebagai caleg milenial Bagas Panyusunan NST tentu paham Perda baru apa yang diperlukan generasi muda.
Memilih Bagas Panyusunan NST sebagai caleg milenial yang penuh energi jadi salah satu solusi untuk meningkatkan kinerja DPRD Provinsi Sumatera Barat masa depan sekaligus memajukan generasi muda Ranah Minang.
Baca juga:
Suharso Monoarfa: Saya Minta Maaf
|
Selain memiliki visi yang sangat brilian, Bagas, begitu dirinya ajrab disapa, juga seorang pebisnis muda yang sukses. Bagas adalah putra dari Jon Reflita yang merupakan seorang pengusaha tambang yang sukses di Sawahlunto yang bernaung dibawah bendera Bara Mitra Kencana atau PT BMK.
Bagas diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan akan maju di Dapil Sumbar VI yang terdiri dari wilayah Dharmasraya, Sijunjung, Sawahlunto, Tanah Datar dan Padang Panjang.
Selama ini Bagas sudah dikenal dalam berbagai kegiatan sosial seperti bedah rumah, membantu anak yatim, memberikan beasiswa kepada mahasiswa dan siswa siswi yang kurang mampu. Jiwa sosialnya sudah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Tiga alasan memilih Bagas Panyusunan NST untuk maju sebagai caleg milenial DPRD Provinsi Sumatera Barat.
PERTAMA, BAGAS PALING PAHAM DUNIA ANAK MUDA SUMATERA BARAT
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kelompok milenial merupakan pemilih terbesar. Persentase kelompok milenial yang punya hak suara sebesar 37, 7 persen pada Pemilu 2019. Nah, pemilih muda dengan persentase sebesar ini sebaiknya memilih siapa?.
Sebagai caleg dari kalangan milenial Bagas tentu lebih paham dunia anak muda. Masalah pendidikan kaum muda, lapangan pekerjaan, startup, unicorn yang online-online, jual-beli daring, jasa daring, tren medsos tentu Bagas lebih menguasai dibanding caleg zaman old.
Ini jadi salah satu alasan mengapa kaum pemilih milenial pantas memilih Bagas sebagai caleg milenial.
KEDUA, SEBAGAI CALEG MILENIAL BAGAS BEBAS DOSA POLITIK MASA LALU
Tak bisa dipungkiri, bahwa caleg milenial adalah generasi baru calon politisi Indonesia. Mereka tak terlibat korupsi, kolusi, dan nepotisme yang marak, antara lain, di masa Orde Baru.
Hanya saja, harus diakui, sebagian caleg milenial mungkin saja didorong untuk mencalonkan diri oleh orang tua atau kerabat yang sudah lebih dulu terjun ke dunia politik. Tapi, tidak ada yang salah dengan hal ini sepanjang maksudnya mulia. Bukan, bertujuan untuk melanggengkan nepotisme dan kuasa korup keluarga.
KETIGA, SEBAGAI CALEG MILENIAL BAGAS DIKENAL LEBIH ENERJIK
Caleg milenial lebih enerjik dibandingkan caleg zaman old. Tengok saja kiprah sejumlah besar caleg milenial yang turun ke daerah-daerah, bertemu langsung dengan calon pemilih. Beda sekali dengan mayoritas caleg zaman old yang lebih mengandalkan baliho, nama besar, dan mesin politik partai untuk meraih suara.
Perlu di ingat bahwa sejarah membuktikan bahwa perjuangan panjang Indonesia tak luput dari andil besar para pemuda bangsa Indonesia, sebagaimana di tuliskan dalam tinta emas sejarah,
Generasi muda membuktikan kala suraji dan rekan mahasiswa Stovia memulai sejarah pergerakan politik Indonesia mengantarkan Dr Wahidin membentuk Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908.
Pada kongres pemuda sebuah penanda persatuan seluruh pemuda Indonesia yang mencetuskan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
Dan pada puncaknya peristiwa Rengasdengklok bagaimana pemuda khaerul shaleh dan kawan kawan mengantarkan Bung Karno dan Bung Hatta menuju gerbang Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.(JH)